BAB 1
KOTA BARU
Ini akhir pekan. Jadwal aku diizinkan Mama bermain gim selama tiga jam. Pada hari biasa, aku hanya boleh main gim selama satu jam. Gim yang sedang kusuka bernama Kota Baru. Gim ini bisa dimainkan bersama teman-temanku. Kami bisa bersaing untuk menempati posisi teratas. Hari ini posisiku turun ke peringkat sepuluh dari limabelas orang. Aku kaget melihat nama Lian berada di atasku.
Aku segera menemui Lian. Dia biasa bermain di depan rumahnya. Aku curiga Lian bermain curang. “Lian, kamu curang, ya? Kok, peringkatmu bisa menyusul aku dengan cepat,” kataku. Lian tak mau disebut curang. Dia memakai voucer gim menambah kekuatannya di Kota Baru. “Aku beli voucer pakai uang saku yang kukumpulkan, Dito,” kata Lian.
Saat bermain gim lain, aku biasanya menduduki peringkat teratas. Aku senang bila dapat mengungguli teman-teman. Kami main gim tanpa voucer. Gim Kota Baru berbeda. Pemain dapat membeli voucer gim. Di voucer itu tertulis kode rahasia untuk mendapatkan koin emas. Gim ini sangat keren. Aku bisa membangun sebuah kota di lahan kosong. Aku juga harus melewati rintangan yang sulit untuk mendapat material bangunan.
KERJAKAN SOAL BERIKUT INI
BAB 2
SEPATU EMAS
Buka atau tidak, ya? Aku tidak mau peringkatku di bawah Lian. Aku juga ingin ada di peringkat pertama. Ya, aku harus membuka celenganku, Tidak bisa tidak.
Saat merapikan uang dari celengan, Om Frans masuk ke kamar. Om Frans ingin tahu alasan aku membuka celengan. Aku menjawab ingin membeli sepatu. Untunglah Om Frans tidak bertanya lagi. Oh iya, Om Frans adalah adik Mama yang tinggal bersama kami. Aku kemudian menuju ke toko voucer. Aku membeli beberapa voucer gim dengan sebagian tabunganku.
Aku menggosok voucer dengan koin untuk mengetahui kode rahasia. Kode itu kemudian dimasukkan ke kolom di gim Kota Baru. Ya, akhirnya aku punya banyak koin emas. Aku masih berada di tantangan level 13 dan harus melewati badai salju. Aku pernah mencoba tantangan level ini tapi gagal karena kehabisan waktu. “Dito, mau beli sepatu ajaib?” terdengar suara bapak di kios Sepatu Ajaib. Aku biasanya tidak menjawab karena tidak punya banyak koin emas. Tapi kali ini aku masuk ke dalam toko sepatu ajaib.
Ada tiga pilihan sepatu. Aku membeli sepatu emas untuk menambah kekuatan dan kecepatan walaupun harganya mahal. Hasilnya luar biasa! Aku bisa berlari melewati badai salju hingga mendapatkan kunci emas. Aku pun mendapat hadiah material dan peralatan kerja bangunan.
Sayangnya, untuk membangun sebuah gedung aku kekurangan material. Aku harus membeli beberapa material bangunan tambahan dengan koin emas. Hore! Sebuah gedung bertingkat pun selesai. Bersamaan dengan itu, gerbang menuju ke level 14 terbuka. Aku harus melewati tantangan baru.
BAB 3
RUMAH SAKIT
Tahu-tahu, aku sudah menghabiskan koin emas dalam waktu seminggu. Peringkatku kini naik jadi kelima. Ya, aku sudah mengalahkan Lian “Dito, cepat sekali peringkatmu naik. Kamu juga beli voucer?” tanya Lian di depan rumah. “Memang kamu saja yang bisa beli voucer,” jawabku.
Lian memberi tahu dirinya tak bisa beli voucer akhir pekan ini. Uang jajannya dipakai membeli kado. Sepupunya ada yang berulang tahun. Aku jadi ingat tabunganku yang tersisa. Aku masih ragu-ragu untuk membeli voucer akhir pekan ini. Ambil lagi atau tidak, ya?
Saat aku berpikir, Om Frans mengajak ke pameran buku. Namun, aku menolak karena sedang bermain gim bersama Lian. Om Frans kemudian menanyakan rencanaku membeli sepatu. Om Frans juga menawariku uang karena khawatir tabunganku tidak cukup. Aku menolak karena sepatu yang kubeli bukan sepatu sungguhan. Setelah Om Frans pergi, aku mengambil sisa tabunganku. Aku memutuskan untuk membeli voucer lagi. Aku ingin segera menduduki peringkat pertama! Cring! Koin emasku bertambah banyak.
Aku berada di tantangan level 30. Aku harus melewati rintangan labirin untuk menemukan kunci zamrud. Agar kekuatanku bertambah, aku langsung membeli sepatu ajaib. Saat menghadapi tantangan, aku melihat Fikri sedang berjuang melewati labirin. Fikri berada di peringkat keempat. Jika berhasil melewati level ini, aku akan menggeser peringkat Fikri. Ternyata, aku berhasil meraih kunci zamrud mendahului Fikri! Aku pun langsung membeli material untuk membangun rumah sakit. Aku senang ketika kembang api menyala menghiasi atas rumah sakit.
Tidak sampai seminggu, koin emasku sisa sedikit. Aku memang berhasil menempati peringkat kedua. Tetapi, peringkat pertama masih ditempati Chika. Aku mendapat kabar mengejutkan dari Fikri. Katanya, Chika bermain curang untuk mendapat koin emas. Chika memakai situs Internet tidak resmi untuk mendapatkan koin emas. Bukan hanya Chika, Tora pun memakai cara curang itu. Pantas saja Tora langsung naik dari peringkat keduabelas jadi keenam.
Aku membujuk Fikri agar bisa mendapatkan alamat situs Internet itu. Apalagi Fikri duduk sebangku dengan Tora. Pasti mudah mendapatkannya. Ketika aku selesai mandi sore, Fikri mengirim pesan singkat. Bunyinya, “Tolong jangan disebarkan.” Fikri menyertakan tautan menuju ke sebuah alamat Internet. Aku berpikir sebentar. Haruskah aku berbuat curang? Apa hukumannya jika ketahuan? Ah, tidak bisa tidak. Aku ingin segera menduduki peringkat pertama. Aku menekan tautan yang dikirim Fikri. Aku kemudian mengikuti semua petunjuk dari situs itu. Untunglah, semua sangat mudah.
Saat pindah ke gim Kota Baru, aku kaget melihat jumlah koin emasku. Wah, aku mendapat banyak koin emas gratis! Aku bisa membeli sepatu ajaib dan material sebanyak-banyaknya. Dengan sepatu ajaib, aku berhasil melawan monster di balik kaca. Hore, aku mendapatkan kunci berlian!
BAB 5
TIDAK MUNGKIN
Aku menuju ke halaman rumah untuk bermain gim dengan Lian. “Selamat Dito! Kamu sekarang peringkat pertama,” kata Lian. Aku bingung karena setahuku posisi aku masih berada di peringkat kedua. Lian mengatakan peringkat Chika turun ke paling bawah. Lian mencurigai Chika berbuat curang sehingga kena hukuman. “Kamu tidak ikut-ikutan curang seperti mereka kan, Dito?” tanya Lian. Aku ragu-ragu menjawab. Ah, betapa malunya kalau sampai aku ketahuan curang. “Dito, lihat! Peringkatmu sekarang juga turun! Pasti kamu juga curang, kan?” seru Lian.
Aku terkejut saat membuka gim Kota Baru. Terpampang pengumuman di Kota Baru : “Anda terbukti telah berbuat curang dalam permainan Kota Baru. Kami dengan menyesal telah mereset semua permainan ke awal. Silakan kembali bermain dengan jujur.” Ah, seandainya aku bermain dengan jujur tentu ini tidak akan terjadi. Aku tidak harus kehilangan gedung-gedung yang sudah kubangun. Peringkatku juga tidak akan turun jauh. Aku tak tertarik lagi membuka gim Kota Baru.
Dengan lunglai, aku menuju ke kamarku. “Dito, sudah beli sepatunya?” tanya Om Frans di depan kamar. Akhirnya, kuceritakan semuanya kepada Om Frans. Mulai dari sepatu, kota baru, dan kecuranganku untuk jadi peringkat pertama.
Pesan Untuk Pembaca
Halo teman-teman, Pasti kalian semua punya gim favorit. Kami juga suka gim masak-masak dan membangun restoran. Saat itu rasanya ingin berada di posisi tertinggi dengan terus-terusan bermain. Eits! Bermain gim untuk mengisi waktu memang mengasyikkan, tapi kerjakan dulu tugas di sekolah dan di rumah ya!
Posting Komentar untuk "Cerita Anak untuk meningkatkan Literasi dengan judul Tidak Bisa Tidak"